- Personil Resor Masihulan dan Resor Huaulu melakukan penggantian Stiker Rambu Himbauan di sepanjang z
- MASYARAKAT BERDAYA, TN MANUSELA TERJAGA
- Interaksi media sosial
- Perjanjian Kerjasama Balai TN Manusela dan Kelomopok Tani Muale
- walik dada lembayung
- Hari Anti Korupsi sedunia (Hakordia)
- Penataan Sarana dan Prasarana Wisata di Loh Buaya, Pulau Rinca TN Komodo
- Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) tahun 2020
- Peneliti LIPI: Proyek Jurassic Park di Rinca Tak Bahayakan Habitat Komodo
- penataan sarana & prasana (sarpras) di Resor Loh Buaya, Pulau Rinca, Taman Nasional (TN) Komodo, Lab
MENGINTIP KEINDAHAN SAWAI DARI CELAH HATU KAITIHIIT
MENGINTIP KEINDAHAN SAWAI DARI CELAH HATU KAITIHIIT

Negeri Sawai dikenal sebagai salah satu pintu masuk wisatawan ke Taman Nasional Manusela. Negeri ini berdiri di jalur sempit pesisir yang diapit oleh laut dan dinding kapur ujung Pegunungan Karst TN Manusela. Masyarakat Negeri Sawai memiliki mata pencaharian utama berkebun dan nelayan. Sebagian masyarakatnya juga bergerak di bidang akomodasi pariwisata dengan usaha jasa penginapan dan transportasi laut bagi wisatawan. Negeri Sawai sendiri juga memikiki obyek dan daya taris wisata seperti terumbu karang dan panorama alam dari puncak-puncak tebing/bukit kapur di pesisirnya. Foto di atas diambil dari salah satu puncak tebing, Hatu Kaitihiit, di belakang Negeri Sawai.
Hatu Kaitihiit, batuan unik yang berada di atas Tebing Sawai ini
sering kali dijadikan pelampiasan atas rasa jenuh dan penat setelah menjalankan
rutinitas padat yang terus berulang. Berada di tepi lautan biru, pemandangan
yang disuguhkan nya memang menjanjikan. Dari atas sini dapat terlihat beberapa
negeri yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Manusela, seperti Negeri
Sawai, Negeri Olong dan Negeri Rumah Olat. Dibelakangnya terdapat lapisan
gunung karst yang gagah. Lokasinya yang terbuka memudahkan pengunjung mendapat
hiburan lain, burung-burung terbang melintasi puncak kepala. Salah satu jenis
yang selalu setia menyambut adalah si Elang-lautperut-putih.
Semua pemandangan ini bisa diperoleh setelah melewati kebun masyarakat yang
merupakan akses menuju tempat ini. Ya, kebun durian milik masyarakat yang
gratis bila sudah jatuh di tanah. Merupakan adat masyarakat Seram, siapa yang
menemukan buah jatuh dari pohonnya, dialah pemiliknya. Rasa jenuh dan penat
yang dibawa dari mencekamnya rutinitas seperti terhapus perlahan bersama jejak
kaki yang ditinggalkan. Maka, nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan? Jangan
hanya mengeluh dan temukan “healing”mu sendiri.